Selasa, 10 November 2009

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

A. Pengertian dan Rasional
Mengelola kelas adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikan kondisi belajar yang terganggu. Jika guru mengatur kondisi belajar secara optimal, maka proses belajar akan berlangsung optimal juga. Suatu kondisi belajar optimal akan dicapainya, apabila guru mampu mengatur siswa dengan suasana pengajaran yang serasi serta mengendalikan suasana belajar siswa yang menyenangkan.
Mengelola kelas sangat erat hubungannnya dengan penyediaan kondisi yang menguntungkan bagi siswa untuk belajar. Kegiatan mengelola kelas terjadi bersamaan dengan kegiatan mengelola pembelajaran. Kegiatan ini mengisyaratkan bahwa guru perlu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dengan upaya mendisplinkan diri dan menciptakan iklim ajar yang sehat. Suatu kegiatan mengelola kelas yang penuh kedisiplinan yang efektif akan melibatkan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang serius dan bebas dari gangguan.

B. Penggunaan dalam Kelas
Keterampilan mengelola kelas digunakan dengan beberapa tujuan:
1. Untuk Siswa
a. Mendorong siswa mengembankan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
b. Membantu siswa memahami arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas.
c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan bertingkah laku wajar sesuai dengan aktivitas kelas.
2. Untuk Guru
a. Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian pembelajaran. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa.
b. Memberikan respon efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil.

C. Prinsip-Prinsip Penggunaan
1. Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan sangat berpengaruh pada suasana kelas. Sikap guru yang hangat dan antusias akan membawa suasana bergairah dan bersahabat.
2. Tantangan
Unsur tantangan ini sebenarnya sejak guru membuka pelajaran yang mempersiapkan mental siswa pada kegiatan-kegiatan di dalam kelas. Tantangan ini dapat berupa penggunaan kata-kata, tindakan, dan bahan-bahan yang meningkatkan gairah siswa.
3. Berbagai Variasi
Prinsip-prinsip memberikan variasi dalam kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang dapat memotivasi siswa di dalam kelas dapat dilihat kembali pada keterampilan mengadakan variasi.
4. Keluwesan
Tindakan guru dalam memecahkan masalah atau mengatasi gangguan hendaknya luwes. Guru sewaktu-waktu dapat mengubah tindakannya dengan menggunakan berbagai komponen-komponen keterampilan yang sesuai.
5. Menekankan pada hal-hal positif
Untuk melihat hal-hal positif dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Guru lebih menekankan pada tindakan yang positif dari siswa daripada mencari tindakan yang negative,
b. Penggunaan penguatan positif, dan
c. Menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat merusak kelancaran kegiatan pembelajaran.
6. Pengembangan Disiplin Diri
Pengembangan disiplin diri merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk mencapai tujuan tersebut guru harus berani mengubah disiplin siswa dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab.

D. Komponen-komponen Keterampilan Mengelola Kelas
Ada dua keterampilan utama, yaitu: keterampilan yang bersifat preventif adalah keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan, pemeliharaan kondisi belajar yang optimal; dan keterampilan yang bersifat represif adalah keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
1. Keterampilan preventif, berkaitan dengan kemampuan guru dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Sikap tanggap terhadap perhatian dan keterlibatan siswa
Sikap ini harus dikombinasikan kepada siswa melalui komunikasi antara mereka yang ditunjukkan dengan:
1) Pandangan mata atau kontak pandang yang di dalamnya terkandung interaksi antarpribadi. Pendekatan dan sikap bersahabat akan dilihat oleh siswa sebagai tindakan guru yang memberikan motivasi kepada siswa,
2) Gerakan guru dalam posisi mendekati dengan memperlihatkan sub kelompokatau individu di dalam kelas seakan besar pengaruhnya pada kesadaran kelas dan kegiatan berkelompok,
3) Pernyataan yang dikemukakan guru tentang kesiapannya memulai pelajaran dan memberikan tugas-tugas mereka, dan
4) Reaksi-reaksi terhadap tidak adanya perhatian dari siswa.
b. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Visual: guru dapat mengganti pandangannya dari memerhatikan kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain, ia menunjukkan perhatiannya dari memerhatikan kegiatan keterlibatannya pada kegiatan yang pertama.
2) Verbal: guru dapat mengemukakan komentar sederhana pada siswa dalam suatu kegiatan dan guru juga sedang terlibat dalam kegiatan membimbing siswa lain (kegiatan lain).
c. Perhatian kepada kelompok terdiri dari:
1) Kesiagaan, yaitu suatu kegiatan pembelajaran guru dapat memusatkan perhatiannya kepada kelompok dalam mengerjakan suatu tugas dengan kreasi guru yang masih menjadi tanda tanya sebelum dikemukakan suatu objek pertama atau topic dan secara acak siswa diminta menjawab atau memberikan komentar. Sementara kelompok yang lain dilibatkan dalam suatu pekerjaan bebas.
2) Pertanggungjawaban, yaitu guru meminta pertanggungjawaban siswa atas kegiatannya. Setiap siswa bertanggung jawab sebagai anggota kelompok pada tugas atau kegiatan berkelompok. Pertanggungjawaban itu dapat dilakukan dengan meminta siswa mengamati diskusi dalam kelompok kemudian memberikan laporan atau menunjukkan bukti suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
2. Keterampilan represif berkaitan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a. Menganalisis, mengklasifikasikan, dan mendefinisikan tingkah laku siswa yang mengganggu,
b. Pengelolaan kelompok dengan memperlancar tugas-tugas dan memelihara kelompok, dan
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

E. Cara Pengelolaan Kelas yang Baik
Menurut Bobbi De Potter, dkk.(2000) terdapat beberapa modalitas dalam resep pengelolaan pembelajaran di kelas, yaitu:
1. Dari dunia mereka ke dunia kita
Membuat rencana pengajaran yang dapat mengerti minat, hasrat, dan pikiran atau dunia anak.
2. Cermati modalitas V-A
Mencermati modalitas yang dimiliki oleh siswa apakah visual, auditorial. Akan tetapi, karena siswa yang ada didalam kelas itu banyak dan beragam modalitasnya, tentu saja seorang guru harus megkombinasikan ketiga modalitas tersebut dalam proses pembelajaran atau sekurang-kurangnya menggunakan salah satunya secara bergiliran.
3. Model kesuksesan dari sudut pandang perancang
Rencana pengajaran untuk mempersiapkan siswa belajar dengan penuh kehangatan dan antusias karena segalanya bertujuan.
4. Penggunaan metafora, perumpamaan, dan sugesti
Proses belajar yang menggunakan symbol-simbol yang mempunyai makna atau kecocokan dengan pengalaman sebelumnya dan atau memberi bayangan yang mudah diingat untuk mempermudah dalam belajar.

F. Keterampilan Pengelolaan Kelas
Keterampilan pengelolaan kelas secara praktis berkaitan dengan dua usaha sebagai berikut:
1. Mempertahankan pengelolaan kelas
Merupakan reaksi atau respon langsung atas peristiwa yang terjadi dalam suasana nyata di kelas. Langkah-langkah mempertahankan pengelolaan kelas diantaranya:
a. Sikap tanggap
1) Membagi pandangan guru secara adil dan merata
2) Mendekati siswa dengan hangat dan bersahabat
3) Member pengakuan dan perhatian
4) Bersikap tegas pada gangguan yang terjadi
b. Pemusatan perhatian
1) Member petunjuk yang jelas
2) Pengulangan materi
3) Penyesuaian irama belajar
4) Pertanggungjawaban tugas.
2. Mengembangkan iklim kelas
Diantara cara untuk mengembangkan iklim kelas adalah modifikasi prilaku siswa yaitu memperbaiki cara berfikir, gaya ekspresi emosi, dan berperilaku.

G. Hal-hal yang Harus Dihindari
1. Campur Tangan Yang Berlebihan
Seperti guru menyela kegiatan yang asyik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
2. Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
3. Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
4. Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
5. Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat :
a. Mengulang-ulangi hal-hal tertentu
b. Memperpanjang pelajaran atau penjelasan
c. Mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang
Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.
6. Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi Jika
Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas.

1 komentar:

maaf ni mau nanya, ini sumbernya dari mana ya? misalnya dari buku apa gitu? terimakasih sebelumnya.

Posting Komentar